OH IKLAN....OH CALEG...

Sejenak saja bikin poster anti tesis iklan politik Caleg.
Sekedar berujar melawan arus..., untuk meyentil iklan kampanye yang seragam ....
Iklan Kampanye yang saling klaim keberhasilan dan pengabdian....
Iklan Kampanye yang Narsistik....
Iklan Kampanye yang memanipulasi keadaan..
Iklan kampanye yang segala sesuatu nampak indah.
Bisakah Anda lebih Peka...?

[+/-] Selengkapnya...

"Perempuan Berkalung Sorban" yang Melelahkan...

Perlawanan seorang santri muslimah anak kyai, perjuangan mendapatkan cinta sejati dan segala ketidakadilan bagi wanita. Mungkin sederet hasrat tersebut yang akan disampaikan Hanung dalam film terbarunya. Sepanjang durasi Perempuan Berkalung Sorban, mau tak mau kita teringat film fenomenal Hanung sebelumnya; Ayat-ayat Cinta yang sangat terasa sepanjang film. Kali ini kisah yang diangkat menurut Hanung ini memang rentan kontroversi. Film ini diangkat dari Novel dengan judul sama karangan Abidah El- Khalieqy.
Bercerita tentang Annisa (Revalina S Temat)anak kyai Hanan dari pesantren Al-Huda yang sedak kecil menerima perbedaan perlakuan di keluarga hanya karena dia perempuan. Ketidakadilan ini sekan mendapat media yang tepat untuk berbagi dengan Khudori (Oka Antara), paman jauh dari pihak Ibu Annisa. Disamping tukar pikiran yang sangat ‘chemistry’, benih cinta tumbuh namun terbentur tradisi kolot yang dipegang keluarga dan kultur pesantren.
Singkat Cerita Annisa dijodohkan dengan Samsudin (Reza Rahadian) anak seorang kyai kaya karib Kyai Hanan. Sedangkan Khudori hanya menyesali nasib karena harus membunuh perasaan cintanya selama kuliah di Mesir. Selanjutnya cerita sangat padat meluncur sepanjang film. Kekerasan rumah tangga yang dialami Annisa dan Kisah cinta yang datang kembali antara Khudhori dan Annisa yang berujung fitnah kepada keduanya berzina adalah klimaks yang belum selesai. Kehidupan Annisa baru sebagai aktifis di bidang advokasi perempuan sampai akhirnya menikah dengan Khudori dan punya anak adalah gambaran klimaks kedua (atau entah ke berapa), Sampai Khudori yang meninggal secara tragis. Sampai dengan ending cerita tentang terbukanya pikiran Pesantren Al-Huda dengan bacaan dunia luar untuk santrinya, pesan sangat gamblang tersampaikan. Kesetaraan, Keadilan dan arti Kebebasan yang sebenarnya dapat dengan mudah kita dapatkan dari adegan yang serba jelas sepanjang film.
Menurutku beberapa adegan yang menyatakan pemberontakan seorang wanita atas kungkungan budaya dan dogma ajaran agama selama di pesantren digambarkan dengan agak provokatif. Ini yang menjadi satu hal hal yang kurang tergambar halus. Hubungan personal antar Annisa dan Khudori seharusnya lebih bisa menguras emosi penonton tampak datar di sana-sini. Meski demikian Oka Antara menunjukkan kemampuan maksimalnya berperan menjiwai sosok Khudori yang lemah lembut dan sabar. Selebihnya tokoh besar lain yang muncul bermain dalam tataran standart kalau melihat pengalamanya.
Durasi Film yang sangat panjang membuat film sangat menguras tenaga bahkan capai di tengah cerita. Banyak adegan yang sangat dipertanyakan kebutuhannya, membuat film ini terasa membosankan di beberapa adegan. Adegan ranjang yang tak perlu, kekerasan yang tersa vulgar. Bebarapa adegan lain yang membuat durasi yang melelahkan sangat membuat film ini benar-benar kurang menggigit.
Bisa jadi sudut pandang lelaki-ku menganggap tema yang diangkat sebenarnya sudah kurang “aktual” saat ini. Gambaran sebuah pesantren yang masih kaku menerima iklim keterbukaan dan modernisasi bisa jadi masih ada di beberapa daerah. Tetapi masalah kekolotan terlihat agak konyol bila tergambar dalam bingkai ungkap hiburan modern saat ini. Orang tahu setting Film (sekitar tahun 90an) masih dalam suasana tertutup dengan keterbukaan. Tetapi apakah perlu adegan pembakaran buku diperlihatkan sevulgar itu. Bisa Jadi kita ketawa melihat buku “Bumi Manusia” dan buku yang dianggap "kekirian" lainya dibakar dan dianggap sesat, sedangkan keluar bioskop sangat dengan mudah membaca bukunya di Toko sebelah. Sebuah aktualisasi tema yang kurang tergarap dengan maksimal. Disamping musik pengiring yang terasa kurang mengangkat, kembali bila dibanding dengan pendahulunya; AAC.
Aku tak tahu dengan apa yang menjadi titik lemah utama film Hanung Kali ini. Tetapi satu catatan adalah; Terlalu banyak yang mau disampaikan dengan adegan. Ini bisa jadi proses kreasi Hanung yang kurang meloncat jauh lagi Pasca AAC.
Entahlah…, tapi tetap saja aku kasih lima point gratis untuk Hanung bila kita bandingkan dengan film lokal horor yang membuat kita merasa semakin mundur aja dalam ber-film. He...2

[+/-] Selengkapnya...

Pada Suatu Waktu, di Ujung 2008

Cerita yang terlambat. Sambutan pergantian tahun baru yang sederhana saja, dan Awal tahun yang tak punya resolusi tertulis (yakin saja dengan resolusi di hati). Segalanya seperti kereta cepat yang sekejap lalu melintas sebuah stasiun kecil. Tahun baru datang lagi sedang catatan tahun lalu belum selesai kucatat sepenuhnya.Toh semua memang harus kita lewati.Sekedar selebrasi kuhabiskan pergantian tahun di dalam kota saja. Liburan akhir tahun memang sudah jauh kurencanakan tak melakukan perjalanan jauh ke luar kota. Panjangnya hari libur tahun ini sengaja akan kulalui dengan aktifitas memanjakan kesenangan yang tertunda. Inilah rentetan kebebasan hidup yang kadang langka di tengah rutinitas.
Setumpuk buku yang semoga selesai terbaca, bersepeda ke tempat-tempat seru dan berekreasi di obyek dalam kota setidaknya cukup untuk mengasah otak dan perasaan kita yang tumpul oleh rutinitas hidup. “Gelap Mata” di Gramedia karena diskon Grand Opening gerai-nya adalah satu tugas akhir tahun ini. Tak sadar stok buku menumpuk untuk antre dinikmati sembari merasakan sepoi angin pnggir empang belakang kontrakan.

Sayangnya kontrakanku di Ciputat harus aku tinggalkan. Demi efisiensi jarak dan waktu, aku harus pindah kos. Walhasil pindahan menjadi agenda besar juga di libur akhir tahun. Menyortir koran bekas setinggi lebih satu meter adalah tugas terberat sebelum menjualnya ke tukang loakan.
Tetapi aku merasa enjoy degan liburan ini. Aku masih sempat kok bersepeda ke jalur seru para “Goweser”. Selain menikmati Jalur Pipa Gas (JPG), aku juga nekat ikut rombongan yang baru aku kenal untuk menyusuri jalur Cihuni. Jalur yang lumayan variatif; dari jalan kampung, perumahan dan menyebrangi sungai dengan Rakit adalah liburan tak kalah seru di pinggiran Kota. Di sela jalur yang sebentar lagi akan berdiri perumahan BSD cluster terbaru, kita bisa sedikit beranalisis tentang realitas pertumbuhan kota yang semakin menggurita mencengkeram daerah pinggiran. Siapa sangka BSD yang dulunya “hutan karet” tempat pembuangan mayat yang angker akan menjadi sebuah kota satelit yang kinclong dan selalu diburu konsumen.
Sepenuhnya juga aku tak “nongkrong di kos” selama liburan. Kegiatan “asah gergaji” masa liburan ini bisa aku habiskan dengan berkange-ria dengan ortu dan keluarga di jakarta. Sebagai ganti tak mudik ke kampung, kedua ortu akan bersilaturahmi di Jakarta. Selain menikmati malam pergantian tahun di Jakarta, jalan-jalan keluarga di Jakarta adalah hal baru selama jadi orang rantau di Jakarta. Belanja ke Pasar Tanah Abang sekedar menikmati nuansa belanja ala ibukota. Dilanjutkan mengunjungi Monas di kala senja di akhir 2008, sampai akhirnya menghabiskan tahun 2008 bersama anggota keluarga lengkap di Jakarta.

Lebih lengkap kebersamaan, bersama handai taulan merayakan tahun baru dengan rekreasi ke Taman Mini di sisa libur awal tahun. Kebersamaan yang seakan membasahi dahaga kerinduan yang bermuara kebahagiaan. Kebahagiaan kecil yang kadang tak kita syukuri.
Demikianlah, bagaimanapun liburan itu berjalan, tak terpengaruh dimana akan kita habiskan. Mengutip kembali SMS yang kukirim ke seorang temanku;
Tak perlu harus selalu ke Pantai untuk lapangkan hati kita , yang penting menjaga perasaan Hati kita seluas samudera.
Tak perlu harus selalu naik ke gunung , yang penting kita bisa menjaga mimpi dan Cita kita setinggi gunung…Ungkapan dari seorang Pujangga amatiran imbuhku.
Oh Liburan…kapan datang Lagi?...
Secuil doa hanya bisa kuucap menyambut tahun yang baru:"Semoga tahun ini lebih baik lagi....."

[+/-] Selengkapnya...