Iklan dan Ramadhan


Iklan produk di berbagai media (khususnya TV) seakan sudah menjadi senjata utama produsen untuk mengambil hati penonton. Sambil lalu, sekedar dan sejenak menikmati berita ataupun acara yang kita menikmati, kita tak lepas dari iklan. Iklan kadangkala menjadi panduan keaktualan informasi ataupun fenomena sosialitas masyarakat.

Tak jarang dari iklan  muncul kata-kata yang sangat populer. Baru- baru ini banyak orang berkata "Cumi...= cuma minjem..." yang berasal dari iklan sebuah provider Operator sellular. Atau istilah semacam Ok's banget beberapa waktu lalu sangat latah diucapkan, juga tagline produk lain tak sedikit yang sangat membenak di hati penonton. Bahasa iklan kadang mengalahkan bahasa populer lainnya di masyarakat. Iklan adalah bahasa gampang yang gampang menarik minat orang.

Iklan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan tak lepas dari incaran produsen untuk lebih gencar menawarkan produknya dengan kretifitas iklannya. Tak sebatas an sich   menawarkan Produk tetapi bisa berwujud iklan masyarakat sebagai wujud aware,berbagi ataupun rasa peduli  sebuah produk kepada konsumen.
Aku memandang positif hal ini sebagai sebuah kepekaan produsen untuk senantiasa dekat dengan konsumen. Suatu saat sepontan diriku haru melihat Iklan sebuah Provider Operator Seluler. Makna puasa secara halus dibawa ke arah saling berbagi dan berbuat kebaikan. " Tak  Pernah Putus Berbagi kebaikan" seperti terngiang di hati kita. Atapun sebuah iklan perusahaan pemerintah yang juga menyentil tentang makna berbagi di bulan suci ini dengan montir bengkel yang tidak mudik untuk tetap berbagi dengan sesama.
Iklan memang menjadi urat nadi media untuk tetap hidup. Saking kuatnya peran iklan, dia bisa masuk sebagi subyek utama atau peran penting di sebuah acara. Bila anda menyukai Sinetron pengantar sahur "Para Pencari Tuhan 2", tentu akan merasa hal berbeda dengan tayangan tahun lalu. Bahasa dakwah yang sederhana dan menyentuh memang masih tetap layak menjadi acungan jempol untuk Deddy Mizwar. Yang agak lucu adalah masuknya iklan dalam jalinan cerita yang kadang kala terlihat sangat vulgar. Ambil contoh kasus Tokoh Pak RW yang sering bersendawa tanda masuk angin, secara sepontan tokoh lain menyodorkan sebuah obat anti masuk angin. Dalam adegan lain tokoh Azam yang bertengkar dengan pacarnya di mobilnya, tiba-tiba Azam memaksa memasang kunci mobil. Adegan berikutnya kamera sepontan terfokus beberapa detik ke gantungan kunci yang merupakan merk Oli Sintetis. Cerdas tetapi terlalu vulgar, tak jarang mengganggu konsentrasi kita. Kita telah menyediakan waktu lama buat porsi iklan yang mau lewat, ternyata dalam acarapun kita tak boleh lepas dari jerat iklan.
Terlepas dari semuanya, sah-sah saja memang iklan dengan cara kreatifnya mencengkeram kita.  Dalam hal kasus sinetron PPT2 aku melihat dilematisnya memang tontonan bagus dan sarat tuntunan bila berhadapan dengan iklan sebagai kaki tangan kapitalisme. Bahasa dakwah tak selamanya sejalan dengan bahasa iklan.
Ada perbedaan tajam diantara keduanya.Keberhasilan dakwah tak melulu berhasil bila dilihat dari banyaknya pengikut, bahasa iklan sebaliknya. Iklan sebagai fenomena produk kapitalisme memang tak pernah sadar dengan dengan usaha tanpa batas dan tanpa kenal ampun.
Kapitalisme memang tidak sepenuhnya salah dengan segala perilakunya, Tetapi akan salah bila kita Memuja-nya seperti halnya kita mendewakan keduniaan yang fana ini.....

12 komentar:

Anonim mengatakan...

memang sisi kapitalis dimapun cerasa ingin terus menhedepankan moncongnya, tetap exis, meski di area mayoriats berbeda sisi filosofis.
cemilan Inspiratif:"Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,
Pengakuan adalah motivasi terkuat".
met puasa, keep survive fren !

Anonim mengatakan...

Kami sekeluarga juga suka tuh sinetron Pera Pencari Tuhan 2..... banyak hikmah yang bisa diambil dr sana...

infogue mengatakan...

artikel anda:

http://tv.infogue.com/
http://tv.infogue.com/iklan_dan_ramadhan

promosikan artikel anda di infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler,telah tersedia widget shareGue dan nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!

The Diary mengatakan...

Dulu aku sering nonton sinetron Para Pencari Tuhan sekarang jarang, soalnya males liat 3 tokohnya itu lho (bajaj) hehehe... agak jorok yang 2 org :D

Anonim mengatakan...

setuju bung! komersialisasi itu ada batasnya, jangan sampe ngerusak content

Anonim mengatakan...

sama dengan blog, kalo banyak iklannya jadi gak maknyuss

Bazoekie mengatakan...

@awan: moncong putih tetap aja moncong ya mas
@ani:mari budayakan menonton tontonan bermutu
@infogue:
asyik dipromosikan...
@Lyla:
tapi ga ada seinetron lain yang lebih bagus sih..
@faisol:
maksih mas kunjungan dan undanganya
@arif asyari:
blogku masih sepi iklan kok mas..iklan pribadi aja.

Anonim mengatakan...

setuju kang, kekuatan kapitalis memang luar biasa, bahkan sudah banyak menyentuh sisi religi yg sudah akang contohkan,
mudah2an tidak semakin parah

Anonim mengatakan...

Setuju banyak iklan asal bisa nonton premiership gratis :D

Azwar mengatakan...

kapanpun saya tetap setuju dengan adanya iklan. karena dari sanalah sebahagian hidup mereka berasal. asal jangan kelewatan dan melebihi takaran acara tersebut saja

namaku wendy mengatakan...

hehehe kreatif banget itu mas bisa manfaatin peluang;p tp wen suka nyueki iklannya, cocern ke sinetron, jalan ceritanya:D

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang mengatakan...

Thanks for the information. Once very beneficial to us all. Awaited further information.

Obat Tradisional Hepatitis C

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang Pada Ibu Hamil

Cara Menyembuhkan Miopia Secara Alami