Ironi Kemiskinan


Kemiskinan barangkali akan selalu berjalan beriringan dengan kemajuan peradaban manusia. Dimanapun sebuah kemajuan tentu akan menyimpan kemiskinan di bawah alas kakinya. Bilapun ini hilang maka tak lebih dari sebuah angka statistik penguasa dan kaum kuasa.
Senin lalu (15/09/08) 21 orang wanita meninggal dunia saat mengantri zakat dari seorang dermawan di Pasuruan Jawa Timur. Tragedi Pasuruan ini mungkin adalah contoh kecil diantara fenomena kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Karena masih banyak kejadian serupa sebagai wujud gagalnya negara memberi perlindungan dan penghidupan layak bagi rakyatnya. Begitu akut dan mengerikankah kemiskinan di negeri ini?
Pandangan awam selalu berpendapat bahwa pemerintahlah yang bertanggung jawab. Kemiskinan di Indonesia lebih karena kesalahan sistemik yang berkelanjutan. Birokrasi yang korup, kapaitalisasi dan liberalisasi yang "tak bisa dilogika" adalah contoh sahih kita men-judge pemerintah.
Kemiskinan memang menyesakkan bagi rakyat, tetapi bisa jadi tidak bagi penguasa. Kemiskinan di pundak rakyat adalah realitas hitam yang harus dilunturkan perlahan dengan cucuran keringat dan regangan nyawa. Bagi penguasa kemiskinan tak lebih dari sebuah sampah dan omong kosong angka statistik yang lebih berorientasi pasar dan investasi. Laporan tahunan, keberhasilan ekonomi dan kemajuan tak berarti apa-apa bila dibenturkan dengan kelaparan akibat kemiskinan. Kelaparan adalah hari ini, sedangkan statistik adalah laporan yang moga-moga benar adanya.
Dalam sudut pandang agamapun, kemiskinan adalah musuh utama. Karena kemiskinan selalu selaras dengan keterbelakangan, yang menjadi spirit Iqra dalam kehidupan. Kemiskinan adalah wujud pelemahan dan proses kematian.
Tak tahu arah dan sebab letupan ini sepontan muncul. Kemiskinan bisa jadi wujud ketidakadilan, karena tak akan menjadi pilihan bagi kita semua. Tetapi kemiskinan adalah ujian bagi kita untuk selalu berusaha melihat ke bawah dan menariknya ke atas menjadi sebuah narasi indah bernama kemakmuran. Masyarakat madani adalah cita-cita bersama. Wujud kebebasan kita, salah satunya tentu bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Malam ini nampaknya bayangan kemiskinan masih menjadi teman mimpi-mimpi negeri ini...huff..

7 komentar:

Rizka yang.... mengatakan...

hhhmmm....
emang bener2 bikin hati teriris2...

kalo udah gini, jadi serba salah mau menyalhkan siapa...
padahal niat awal cuma pengen berbagi, tapi siapa sangka malah jadi begini....

tyasjetra mengatakan...

liat berita itu bener2 sedih n ikut prihatin...
niat baik malah jadi bencana...
semoga jadi pelajaran utk yg mau berbagi zakat lagi.. sadari bahwa masyarakat yg perlu dibagi nggak cuma sedikit...
jadi kegiatan spt itu perlu dikoordinir dg baik..

Anonim mengatakan...

saya tdk prnh percaya banyak org miskin karena mereka pemalas. tapi saya lebih mempercayai banyak rkyt kita miskin krn pemerintah malas mengurusi persoalan rakyatnya

Anonim mengatakan...

Kalimat terakhir, Tidak hanya malam ini saat km menuliskannya. Tetapi malam2 berikutnya pun akan masih menjadi bayang2.. :D

*Komenkunyambungnggaksich*

Anonim mengatakan...

semoga qt semakin hari semakin menjadi orang yang memiliki kepekaan hati aminn... ikut berduka.

Anonim mengatakan...

kemiskinan merupakan salah satu sisi disamping kekayaan, kemiskinan jangan dijadikan alasan pemecah belah persahabatan

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang mengatakan...

Thanks for the information. Once very beneficial to us all. Awaited further information.

Obat Tradisional Hepatitis C

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang Pada Ibu Hamil

Cara Menyembuhkan Miopia Secara Alami