Laskar Pelangi, Akankah Menembus Batas..?



Film "Laskar Pelangi", sebuah adaptasi Novel karya Andrea Hirata akhirnya Release juga 25 September 2008 besok. Diputar serentak di 75 layar bioskop di Indonesia menjadikan film ini salah satu pilihan menghabiskan liburan panjang Idul Fitri 1429 H. Sebelum diangkat ke layar lebar, versi novel "Laskar Pelangi" telah menjadi perbincangan hangat dan lumayan panjang jagat satra Indonesia. Dari seorang yang sama sekali belum di dunia sastra sebelumnya, Andrea Hirata menyita perhatian dengan langsung menulis tetralogi "Laskar pelangi". Sebagai tambahan, Buku terakhir dari tetralogi ini belum diterbitkan, tetapi tiga bagian awal sangat memberi warna baru sastra Indonesia.

Penceritaan khas Andrea yang khas mengenai kisah masa kecilnya patut diacungi jempol. Disamping itu, tema cerita yang  segar memberi  banyak membuat trance pembaca akan memori masa kecil. Memori masa kecil, sebuah tema ringan tetapi mampu membuat kesadaran kita akan mimpi seorang anak manuasia. Di dalam benak kita masing-masing pasti akan sejurus dan sepakat dengan keindahan memori masa lalu kita. Pada titik ini Andrea Hirata menurutku menjdi simbol pemicu semangat kita untuk selalu tak patah semangat mewujudkan mimpi.
Berkisah tentang  masa kecil Andrea Hirata bersama sembilan teman SD Muhammadiyah-nya di Belitong  untuk tetap bersemangat sekolah di tengah kondisi memprihatinkan dari sekolah mereka. Dalam asuhan Ibu Muslimah yang gigih,  keterbatasan keadaan dari 10 anggota Laskar Pelangi yang tak jadi penghalang semangat untuk menggapai mimpi-mimpi besar mereka. Kondisi yang meyatukan mereka dalam mimpi besar 10 anak manusia. Membacanya paling tidak akan muncul kesadaran kita arti sebuah mimpi dan kecintaan kita kepada bangsa ini. Segala kondisi yang tergambar akan menumbuhkan empati kita akan semangat mereka. Inilah Indonesia...apa adanya.
Bagaimana dengan filmnya? 
Sebagaimana sebuah adaptasi. Laskar Pelangi versi film tentu akan mendapat beban berat. Gambaran indah tentang Pulau Belitong, karakter kuat anggota laskar pelangi ; Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Flo, dan A Ling terlalu kuat membekas di benak penonton -yang sudah mebaca novelnya-. Keberanian Duet Mira Lesmana-Riri Reza mengambil tokoh lokal yang awam di dunia akting memang sedikit memunculkan pertanyaan. Tetapi hal ini bisa dipahami dengan alasan lokalitas, suasana chemistry antar pemain dan naturalitas yang harus muncul dalam film ini. Satu alasan lagi mungkin aksen melayu belitong yang tak akan mudah cepat diucapkan oleh anak teater dari Jakarta sekalipun. Pengimbangan tokoh dewasa yang diisi tokoh papan atas semacam; Cut Mini,Lukman Sardi, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Alex Komang, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Robbie Tumewu, JaJang C. Noer dan tokoh besar lainya membuat harapan besar kita masih tetap terjaga.
Saya sendiri akan menempatkan film ini sebagai bagian terpisah dari keberhasilan novelnya. Kesuksesan novelnya biarlah menjadi ceritera tersendiri dan bisa saja akan berlanjut jika filmnya mendapat respon pasar. Kasus serupa di Indonesia semisal film Ayat-ayat Cinta bisa menjadi gambaran bagaimana keduanya bisa menembus batas dari dunia masing-masing. Batas usia, batas selera pasar maupun batas dikotomi sebuah pasar hiburan modern. Laskar pelangi sendiri hampir bersegmen semua umur. Muatan pesan yang dibawa film ini yang cocok bagi kondisi bangsa ini yang butuh pemompa semangat. Saat ini kita butuh tontonan yang bermutu yang mampu menembus batas sebagai sebuah tontonan. Pertanyaannya, mampukah "Laskar Pelangi" mampu menembus batas...? Kita tonton saja sebagai hadiah liburan panjang kita...
Salam hangat...

Catatan:
Gambar diambil dan diolah seperlunya dari situs resmi film :http://www.laskarpelangithemovie.com/

14 komentar:

Anonim mengatakan...

Awalnya, membaca judulnya sudah ngebayangin aksi anarkis karena ada kata Laskarnya he he he ....

Anonim mengatakan...

film independenkah ini..hehehe..??

wah kayanya mo baca sinopsisnya dl nie.. :)

Anonim mengatakan...

Waaaah aku baca novelnya belum kelar, buku keempat belum nemu tuh atau memang belum ada ya ? (Maryamah Karpov?)

Bazoekie mengatakan...

@bagus pras:
wah ini bukan laskar yang itu mas, ini laskar pemimpi..mimpi masadepan,he2...
@blogger addicter:
ini film komersial kok kang, wong produsernya aja Miles..
@ani: ayo mbak selesain bukunya lalu nonton filmya, asala jangan nangis..he2
Maryamah Karpov memang belum release kok mbak..

Riri mengatakan...

semoga filmnya sesukses novelnya ya...karena kadang2 beda antara membaca dan menonton

Cebong Ipiet mengatakan...

semoga film nya gag mengecewakan
susah memang menuangkan yang ditulis menjadi nyata di film, kalo emg bisa, great
buku ke 4 kapan siy rilisnya?

Anonim mengatakan...

siip, layak tunggu neh pilem

Luzman mengatakan...

wow.. saya juga penggemar novel laskar pelangi nih.. novelnya bagus banget sangat menyentuh.. mudah2an ja filmnya bisa sebagus novelnya yah..

wah mulai tayang hari ini yah.. rencanaya mau pada nonton nih hari ini, tapi sy ada rencana nonton persib di stadion ma temen2 SMA..hehe

Arta mengatakan...

Sprt pelangi... Pnuh wrn... -_-

Bazoekie mengatakan...

@ bunsa rierie:ya pasti beda kok bun.jika sama ga seru lagi,he2
@cebong ipiet:
kabar-kabuenya,mrayamah karpov relese setelah film LP keluar
@arielz:
idem kang.salaing tunggu,he2
@luzman karami:
wah bobotoh tulen nih kayaknya.
@artha:
pelangi-pelangi... alangkah indahmu...bla-bla-bla gitu mungkin kira2...?
hee..
cheers semua

taNti mustika mengatakan...

saya setuju untuk menempatkan film ini sebagai bagian yang terpisah dari keberhasilan novelnya. saya sama sekaLi beLom baca 'Laskar peLangi', cuma tahu sedikit ceritanya waktu nonton andrea hirata di kick andy beberapa waktu LaLu.

sama seperti ketika fiLm 'ayat-ayat cinta' menjadi perbincangan dimana-mana sekitar februari kemarin, saya maLah tidak kepengen baca noveLnya hanya sekedar biar 'nyambung' saat nonton fiLmnya (fyi : sampai detik ini pun saya gag baca ayat-ayat cinta). jadi ketika membaca review di sebuah bLog ttg perbedaan mendasar antara noveL dan fiLm AAC, saya tetap tidak terpengaruh :)

menurut saya bukan haL yang mudah untuk menguLang kesuksesan sebuah juduL buku ke daLam visuaLisasi tontonan fiLm. 'menyederhanakan' sekian ratus haLaman ke daLam 1 - 2 jam durasi fiLm pastinya akan ada beberapa bagian yang terasa kurang.

namun begitu saya tetap semangat untuk pergi bioskop dan berencana menonton fiLm ini sebagai agenda mengisi Libur Lebaran...

Luzman mengatakan...

saya udah nonton filmnya..

bagus banget euy.. ga beda jauh ama novelnya..
cerita di film masih sesuai dengan nove, salut buat yang bisa memvisualisasikan filem ini.. Mantaaafff..

ummul mengatakan...

Aku "jatuh cinta" pada tulisannya Andrea Hirata.
Aku di dunia pendidikan (tinggi), tetapi tertarik juga pada pendidikan dasar.
Aku "diwajibkan" menonton film Laskar Pelangi ini oleh seorang sahabat yang dia adalah sutradara.
Aku sudah berjanji pada keponakanku untuk mengajaknya menonton film di bioskop.
(adalah beberapa alasanku untuk menonton film Laskar Pelangi)

Tetapi....
Aku yang biasa "pelit" air mata, ternyata saat menyaksikan film Laskar Pelangi bisa meneteskan air mata juga. Persahabatan, semangat, cita-cita dan mimpi murid-murid, dan pengabdian "guru" telah menyentuh kalbuku.

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang mengatakan...

Thanks for the information. Once very beneficial to us all. Awaited further information.

Obat Tradisional Hepatitis C

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang Pada Ibu Hamil

Cara Menyembuhkan Miopia Secara Alami