Ramadhan Bulan Perenungan


Alhamdulillah empat hari sudah kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Banyak ragam suka , cita dan keantusiasan umat muslim menyambutnya. Tetapi satu sisi kita lihat rutinitas kita membingkai Ramadhan kita kali ini menjadi bulan yang biasa-biasa saja. Keduniaan kita seakan melihat Ramadhan adalah bulan yang sejenak lewat. Kerugian besar yang mungkin baru kita sadari bila bulan ini telah lewat.

Sesungguhnya, bulan Ramadhan ini bisa menjadi media perenungan dan evaluasi perjalanan hidup kita. Kesempatan kita bermuhasabah kepada yang Maha Pemberi dan Tempat segala  keluh kesah kita. Dalam hal kehidupan dunia kita, Ramadhan kadang kala menjadi puncak dari proses keagamaan kita. Kesucian bulan ini akan membuat siapapun orang yang merasa beriman untuk sejenak berkhidmad dalam ibadah kepada Azza Wa Jalla. Bila pada bulan-bulan lainnya kita seperti lepas -setidaknya bingkai kita menjalani hidup-, di bulan ini kita mencoba berlatih menahan segala bentuk nafsu demi sebuah kemengangan indah.
Ramadhan adalah ajang "Madrasah Ruhaniah" kita. Kita mencoba melakukan yang terbaik. Dalam hal ibadah bila awal-awal ibadah puasa kita seperti terbebani, bisa jadi kita perlahan-lahan terlatih menahan segala godaan nafsu. Inilah adalah analogi proses kehidupan ini. Segala perjuangan kita akan kita akhiri dengan sebuah kemenangan besar di hari Idul Fitri.
Tawazun (keseimbangan)
Bulan Ramadhan ini memang menjadi kesempatan terbesar kita untuk sekedar menyeimbangkan dikotomisnya pikiran kita dalam beraktifitas. Kehidupan dunia yang semakin hedonis secara perlahan menggerogoti benteng keimanan setiap insan tanpa kecuali. Ramadhan adalah bulan kita mencoba menakar timbangan amalan kita. Bulan ini sekedar menengok sebelas bulan sebelumnya akan segala tindak-tanduk kita. Keduniaan kita secara perlahan tanpa kita sadari memercikkan air asam di hati kita, akhirnya perlahan hati kita akan berkarat. Bila karat telah hinggap di hati kita, entah kapan dan cara radikal apa untuk bisa membersihkanya. Ramadhan inilah kesempatan besar kita untuk membersihkan karat di hati kita.
Tiga puluh hari bisa jadi waktu yang lama, bila kita melihat ibadah di bulan ini sebagai beban. Tiga puluh hari bisa jadi waktu yang singkat bila kita selalu rindu kedatangannya karena sadar banyaknya berkah dan Karunia-Nya. Bulan seribu bulan, kesempatan terbesar kita untuk merenung.
Perenungan adalah kesempatan terbesar bagi manusia untuk sejenak menyadari eksistensinya sebagai manusia yang beriman, untuk berproses menjadi insan Muttaqin,pada akhirnya menuju Insan Kamil.
Semoga kita tetap Istiqomah beribadah di Bulan Ramadhan ini...

11 komentar:

Firman Rissaldi mengatakan...

Setuju banget, umur makin bertambah, bulan ini kesempatan untuk memperbanyak bekal. Bagi saya bulan ini ajang meningkatkan kualitas ibadah harian. Insya Allah.

The Diary mengatakan...

memang bulan Ramadhan bisa jadi bulan perenungan selama 11 bulan yg udah dilalui

Anonim mengatakan...

Mari masuk "kepompong Ramadhan", semoga bisa lulus menjadi kupu-kupu yang indah & mempesona

Anandianta mengatakan...

betul.. perenungan bin intropeksi perlu dilakukan untuk kehidupan yang lebih baik ^_^

Anonim mengatakan...

ramadlan selalu menawarkan ruang utk mengistirahatkan keduniawian kita. sayang kita selalu tak pernah jenak beristirahat. karena diburu lebaran yg kerap menjadi ajang balas dendam pelampiasan nafsu belanja ya Kang. Semoga kita bisa lebih jenak menikmati ramadlan kali ini

Bazoekie mengatakan...

@firman rissaldi:
Umur memang makin bertambah mas. tetapi kadang kesadaran kita belum tentu bertambah. semoga betambah kesadaran kita dalam penuaan kita.
@lyla:
Betul, mbak. sejenak kita hening untuk selanjutnya berjalan lebih lurus.
@may:
Kepompong dan kupu-kupu. Proses esensial dalam kehidupan menuju keberartian hidup.
@anandianta:
nambahin saja... betul banget. he2
@gus:
kedunaiwian memang semu. tetapi keniscayan akhirat kadang tak cukup menarik setiap insan untuk menyeimbangkan keduanya.

Anonim mengatakan...

yg menyedihkan saat ramadhan tiba ... mengapa hati terasa biasa-biasa saja, apakah iman ini yg sudah luntur :(

-setiaji-
www.kodokijo.net

Azwar mengatakan...

aku juga ikut menyetujui kalau ramadhan adalah ajang untuk instorspeksi diri, plus bulan seribu pengampunan :)

namaku wendy mengatakan...

maka merugilah orang2 yg tidak bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik2nya:)

Anonim mengatakan...

setuju banget kang
artikel ini pencerahan buat saya,
kadang saya emang kurang introspeksi, mudah2an ramadhan ini barokah buat kita semua

makasih kang

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang mengatakan...

Thanks for the information. Once very beneficial to us all. Awaited further information.

Obat Tradisional Hepatitis C

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang Pada Ibu Hamil

Cara Menyembuhkan Miopia Secara Alami