Memilih "Kaca Mata" dalam Melihat Krisis



Kehidupan bukan soal kepada peristiwa apa yang sedang terjadi, tetapi soal bagaimana kita menghadapi peristiwa itu. Atau lebih jauh mengutip Randy Pausch ( Last Lecture); “Kita tidak bisa mengubah kartu-kartu yang dibagikan kepada kita, kecuali bagaimana cara kita memainkannya”. Perlu kacamata yang tepat untuk melihat segala peristiwa yang terjadi. dalam bahasa lebih awam cara pandang kita. Terus kacamata apa yang tepat untuk melihat kondisi  krisis global saat ini?

Krisis global yang bermula dari macetnya kredit perumahan Subprime Mortgage di Amerika. Rontoknya lembaga keuangan raksasa Lehman Brother disusul anjloknya pasar bursa dikhawatirkan akan menjadi resesi dunia berkepanjangan. Rontoknya Imperium Ekonomi Amerika membuat banyak analisis berpendapat ini pertanda akhir Ekonomi Liberal Kapitalis. Setauku ekonomi Amerika dan kebanyakan Negara maju banyak disokong oleh sektor keuangan (dengan segala macam pembiayaan) yang biasa disebut “ekonomi lipstick”. Ekonomi didasarkan pada “optimisme berlebih”, sehingga menimbulkan gelembung kosong pertumbuhan yang akan meledak suatu waktu.
Melihat Posisi Ekonomi Indonesia.
Sebagai salah satu anggota ekonomi global, pastilah Indonesia kena getahnya. Indeks Bursa anjlok, Rupiah melemah dan akhirnya kepanikan yang tak perlu dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab (baca para spekulan).
Sebenarnya kita harus melihat krisis ini dengan kacamata yang berbeda. Secara riil bursa saham di Indonesia masih sedikit kontribusinya dalam ekonomi dalam negeri.Menurut para ekonom cuma sekitar 5% saja. Ekonomi kita banyak bergerak di sektor riil dan terbukti lebih tahan krisis seperti usaha di bidang UKM. Memang dampak krisis keuangan di AS menjadikan efek domino kepada kita. Kepanikan para investor –yang kebanyakan asing- banyak menjual saham yang berakibat turunnya indeks. Para investor asing mengalihkan dananya ke luar yang berakibat nilai Dolar AS naik. Ironisnya ekonomi kita memakai kondisi psikologis yang didasarkan nilai Dolar. Dolar naik ekonomi panik ditandai harga yang semua naik karena kita telah kebanyakan barang import.
Singkatnya kita harus melihat kondisi sekarang dari sudut padang peluang. Mengambil hikmah dari “Gelas Setengan Isi atau setengah kosong”, ini adalah turning point kita untuk bangkit. Contoh sederhana adalah:
1. Kita harus menguatkan kekuatan ekonomi dalam negeri dalam bentuk: “ Kemandirian”.
Simpel tetapi susah karena kita sudah masuk dalam pusaran kapitalisme global.
Satu contoh ; Ekonomi riil nonformal adalah wujud kemandirian rakyat. Sudah saatnya fokus kita adalah menguatkan pertumbuhan sektor ini dengan semakin memudahkan kredit UMKM.
2. “Cinta Produk dalam negeri” sudah saaatnya bukan sebatas slogan tetapi menjadi kebutuhan bersama.
Iklan Politik Prabowo mungkin agak relevan dengan kasus ini, produk kita tidak kalah dengan luar negeri dan sudah saatnya porsi konsumsi -bentuk maupun cara - dalam negeri kita tingkatkan. Kalau bukan kita, siapa lagi?
3. Produk Ekspor berbahan baku lokal haruslah punya “Added Value”
Pengolahan hasil pertanian atau sumber daya alam lainnya akan membuka lapangan kerja dalam negeri dengan adanya industri pengolahanya. Sekali lagi kemandirian
4. Percaya kepada Kebijakan Pemerintah .
Kepanikan yang terjadi selama ini karena ekonomi fundamental Indonesia kurang kuat dan sering termakan oleh isu tak bertanggung jawab, bukan percaya sepenuhnya pada kebijakan dan advice dari pemerintah.

Melihat peristiwa memang harus jelas dan tau posisi kita sebenarnya. Bila kita kurang jelas melihatnya, ambillah "kaca mata" yang tepat untuk membantu dengan jelas melihat. Salah Kaca mata akan berakibat salah baca yang berujung salah keputusan.

NB: Gambar ilustrasi diambil dari  sini dan diolah seperlunya

16 komentar:

Anonim mengatakan...

Semoga krisis ekonomi dunia tidak berlarut. Amerika memang sedang krisis tapi nampaknya akan reda setelah pilpres pada Nopember nanti.

Anonim mengatakan...

semoga bisnis onlen ga kena dampaknya..hehehe

tyasjetra mengatakan...

kayaknya sebelum amrik ngalamin krisis, Indonesia krisis terus deh..
beda tipis aja...

Anonim mengatakan...

Vote Bazoekie for President !!
heheh, manatap analisis-nya mas, mudahan krisis ekonomi global ini ga terlalu jauh berdampak di Indonesia

Bazoekie mengatakan...

@bagus pras:
wah semoga aja cepet reda deh
@blogger addicter:
semoga aja bang
@tyas:
iya mbak, dari tahun 1998 emang gini2 aja ya?
@arielz:
waduh, nek aku jadi presiden, disuruh kemana tokoh yang tua2?jadi blogger jelata aja kang...he2.

Anonim mengatakan...

indonesia aku yakin & optimis ga pengaruh krisis global...percaya ama pemerintah aja lah..,
lha gimana ga optimis wong negara lain dah ga krisis kita sudah multi krisis kok..jadi ya dah terbiasa..rak yo ngono to kang bazz...hehhe...
lam kenal soko bakul hik...

Anonim mengatakan...

setuju dg langkah2 ke depan itu. pemerintah perlu mendukung UKM sebab sebenarnya usaha seperti inilah yg bisa jadi pondasi kokoh perekonomian negara

soal terpuruknya perekonomian US ini imbasnya memang mengglobal. awalnya tak begitu terasa di Indonesia, tapi kian hari semakin nyata...lihatlah kini perkebunan sawit, karet, vanili, coklat indonesia sudah terpuruk sebab harga komoditi itu mengalami penurunan di pasar dunia. buruh2 dodos kehilangan mata pencaharian, begitu juga buruh pabrik terancam phk...entah sektor apa lagi nanti yg menyusul goncang

thanks udah maen ke blogku ya:)

Haris mengatakan...

Sepakat dg komentarnya mbak Nita, saat ini sektor perkebunan sedang kena dampaknya.

Soal UKM, semestinya memang dari dulu sudah dihidupkan.

Anonim mengatakan...

ekonomi kita akan selesai apabila semua orang baik itu pemerintah dan seluruh masyakatnya harus memikirkan rakyat dulu deh biar krisisnya selesai...

Bazoekie mengatakan...

@ pak lik:
setuju pak lik, ayo bergerak maju. dari lessehan hik juga bisa
@nita:
UMKM oke? kita tunggu aksi pemerintah...
@erik:
setuju kang,UMKM itu ekonomi kretifitas rakyak lo kang
@harry:
setuju lah kang, rakyak memang harus didahulukan kok.

Anonim mengatakan...

Sebuah artikel yang bagus untuk direnungkan. Salam buat Anda.

Yannie mengatakan...

Betul ..Bung...Kemandirian rakyat dan kebijikan pemerintah yang tepat itu yang diperlukan untuk kondisi ini.....Namun masih buanyak...PR..yang harus dibenahi di segala sektor..

Rasta mengatakan...

semoga krisisnya nggak lama-lama . hehe

Anonim mengatakan...

“Cinta Produk dalam negeri” -- setuju banget, kecuali pada komoditas yang namanya beras ^_^

"Those aren't about the system, those are about the players"

Maap ya baru mampir... kemaren nguli soalnya... hehehehe

Anonim mengatakan...

krisis...sering tak diharap kedatanggannya. namun susah mengusirya...

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang mengatakan...

Thanks for the information. Once very beneficial to us all. Awaited further information.

Obat Tradisional Hepatitis C

Obat Tradisional Mata Berkunang Kunang Pada Ibu Hamil

Cara Menyembuhkan Miopia Secara Alami